Kenapa Banyak Pemain Top Main di Tarkam? Bukan Cuma Cari Keringat, Tapi Juga Cuan!

Table of Contents
Deskripsi gambar
"Kerasnya Liga TARKAM"
Kalau kamu sering nonton bola di lapangan kampung, mungkin kamu pernah lihat wajah-wajah yang nggak asing. Pemain yang dulunya pernah main di Liga 1, bahkan pernah masuk Timnas, tiba-tiba muncul di pertandingan antar kampung alias tarkam.

Pertanyaannya, kenapa pemain-pemain top ini turun kasta main di tarkam? Emangnya masih butuh duit? Bukannya mereka udah kaya?

Yuk, kita bahas sama-sama dengan gaya santai, biar makin paham dunia sepak bola dari sisi yang jarang dibahas media besar.

Umur Udah Nggak Muda Lagi

Salah satu alasan utama kenapa banyak pemain top akhirnya main di tarkam adalah soal umur. Namanya juga atlet, mereka punya masa keemasan yang terbatas. Biasanya setelah usia 30-an, performa udah mulai menurun. Apalagi buat pemain yang posisinya butuh stamina besar, kayak gelandang box-to-box atau bek sayap.

Nah, saat klub-klub profesional udah mulai cari pemain muda, para pemain senior ini mulai kehilangan tempat. Akhirnya, mereka milih cari alternatif — salah satunya main di tarkam.

Nggak Dapat Klub di Liga Profesional

Setiap musim, selalu ada ratusan pemain yang kontraknya nggak diperpanjang klub. Nggak semua bisa langsung dapat klub baru. Yang sial, bahkan bisa setahun atau lebih tanpa klub.

Daripada nganggur dan nggak dapet pemasukan, banyak dari mereka memilih buat main di tarkam. Lumayan buat jaga kondisi sekaligus tetap dapat uang. Kadang malah, main tarkam bisa lebih untung daripada jadi cadangan di klub kecil!

Bayarannya Gede, Bro!

Jangan salah, hadiah tarkam sekarang nggak main-main. Apalagi kalau turnamennya digelar pas Lebaran atau Agustusan. Ada yang hadiahnya sampai puluhan juta, bahkan ratusan juta rupiah untuk satu tim.

Dan pemain bintang biasanya dapat bayaran khusus. Contohnya:

Pemain ex Liga 1 bisa dibayar Rp5–15 juta per pertandingan.

Eks Timnas bisa lebih tinggi lagi, tergantung nama dan prestasinya.

Apa lagi bonus waktu tim menang dan masuk final.

Jadi jangan heran kalau ada yang bilang, “Main tarkam sehari bisa dapet duit setara gaji sebulan orang kantoran.” Ya, itu beneran terjadi.

Tarkam Itu Dunia Serius (Walau Terlihat Gak Resmi)

Buat yang belum tahu, dunia tarkam sekarang makin profesional, lho. Banyak panitia yang mulai pakai sistem kontrak, jaga keamanan, bahkan siaran live streaming di TikTok dan YouTube.

Pemain-pemain juga bener-bener niat. Mereka jaga kondisi, latihan, bahkan punya manajer sendiri yang ngatur jadwal main tarkam ke mana aja. Iya, kayak tur kecil-kecilan gitu!

Ada pemain yang sehari bisa main dua kali, pagi di satu kota, sore udah pindah ke kota lain. Gila sih, tapi nyata.

Tapi Risiko Cedera Tetap Menghantui

Meski bayarannya gede dan suasananya seru, tarkam tetap punya risiko besar, terutama buat pemain yang udah senior. Lapangan yang nggak selalu standar, lawan yang main ngotot tanpa kontrol, bahkan keamanan yang minim bikin pemain bisa cedera parah.

Banyak kasus pemain profesional yang cedera lutut, pergelangan kaki, bahkan kepala karena main di tarkam. Dan parahnya, kalau cedera di tarkam, nggak ada asuransi kayak di klub profesional. Jadi semua risiko ditanggung sendiri. 


Tarkam Juga Jadi Ajang Nostalgia & Hiburan Rakyat

Selain soal uang, buat banyak pemain, tarkam itu soal cinta bola. Ada rasa bahagia tersendiri ketika bisa main di depan ribuan penonton dari kampung-kampung. Mereka disambut seperti legenda, disoraki tiap kali bawa bola, dan dielu-elukan setelah mencetak gol.

Buat penonton pun, ini jadi hiburan langka. Bayangin, kamu bisa nonton eks Timnas Indonesia main di lapangan kampung sebelah rumah, gratis atau cuma bayar tiket Rp5 ribu. Gimana nggak seru?

Contoh Pemain yang Pernah Main Tarkam

Berikut beberapa pemain yang kabarnya pernah turun ke tarkam, entah karena sedang free agent, atau sekadar hobi: 

Nama Pemain Posisi Pernah Main di Status Terkini
Zulham Zamrun Winger Persib, Timnas Bebas transfer
Patrich Wanggai Striker PSM, Persipura Bebas transfer
Egi Melgiansyah Gelandang Arema, Bhayangkara FC Semi-aktif
Diego Michiels Bek Persija, Borneo FC Sering main fun match
Johan Juansyah Gelandang Persikabo Tarkam aktif
Catatan: Status bisa berubah, tapi fenomena ini udah lama terjadi. 

Jadi, Salah Nggak Main Tarkam?

Nggak salah sama sekali. Sepanjang mainnya masih sportif, aman, dan nggak melanggar kontrak klub, main tarkam bisa jadi solusi buat pemain yang butuh income tambahan atau cuma mau tetap aktif bermain bola.

Malah, ini jadi bukti cinta mereka sama sepak bola. Mereka tetap mau turun ke lapangan meski nggak disorot kamera, cuma disoraki anak-anak kampung, dan kadang nggak ada fasilitas layak. Tapi semangatnya? Nggak kalah sama yang main di stadion internasional.

Kesimpulan

Main tarkam itu bukan cuma perkara uang, tapi juga kesempatan kedua buat pemain top yang ingin tetap hidup dari sepak bola. Kadang juga soal kebanggaan bisa bikin penonton kampung bahagia. Tapi tetap, harus hati-hati. Jangan sampai tergiur cuan tapi malah cedera dan karier makin meredup.

Jadi, kalau suatu hari kamu nonton pertandingan tarkam dan liat pemain yang wajahnya familiar, jangan heran. Bisa jadi itu mantan idola kamu di TV, yang sekarang tetap main demi cinta bola dan secuil rezeki.



Posting Komentar